Sebagai seorang calon pendidik kita harus tahu bagaimana cara kita memberikan motivasi terhadap anak didik kita, khususnya memberikan motivasi agar anak didik kita rajin belajar. Belajar merupakan sesuatu yang menyenangkan apabila diikuti dengan motivasi yang tinggi yaitu motivasi belajar. Motivasi belajar dapat berasal dari faktor dalam maupun luar. Faktor luar ini merupakan faktor yang berasal dari lingkungan orang lain. Motivasi belajar akan sangat baik apabila faktor luar ikut di dalamnya selain faktor dalam. faktor luar juga akan sangat berpengaruh terhadap semangat peserta didik untuk belajar. Belajar tidak hanya mengandalkan kemampuan kognitif saja tetapi juga psikomotor dan afektif .
Masih saya ingat saat saya masih duduk di bangku SD Bapak pernah bilang “kalau kamu bisa naik kelas dengan nilai yang baik dan mendapatkan rangking Bapak akan belikan kamu sepeda baru”. Mendengar kata - kata Bapak saya menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat agar memperoleh sepeda baru itu. Berbeda saat saya duduk di bangku SMP dan seterusnya, Bapak sudah tidak dapat memberi motivasi saya agar mau belajar rajin dengan cara seperti itu. Motivasi seperti itu sudah tidak begitu diperdulikan karena pola pikir saya yang semakin berkembang sehingga sering menuntut hal - hal yang lebih dan sering tidak puas dengan yang diberikan orang tua karena tingkat kebutuhan saya pada saat saya SD dan sekarang berbeda.Saat SD dengan motivasi seperti itu saya dapat termotivasi sehingga dapt naik kelas dengan nilai yang baik dan tidak pada saat saya menginjak masa remaja dan dewasa. Motivasi ada 2 macam yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri seseorang sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya dorongan dari luar. Motivasi belajar yang bersumber dari faktor ekstrinsik, tujuan belajarnya dari luar faktor situasi belajar dengan kata lain anak belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Menginjak usia dewasa motivasi intrinsik memang mempengaruhi namun motivasi ekstrinsik juga masih saya perlukan seperti motivasi dari orang tua, keluarga ataupun teman. Pengertian motivasi itu sendiri yaitu keadaan internal yang menaikkan , mengarahkan, dan memelihara perilaku dengan kata lain motivasi merupakan salah satu penyebab yang sangat penting akan munculnya perilaku seseorang (Woolfolk 1993). Menurut Gagne dalam buku The Condition of Learning (1977) “Belajar terjadi apabila sesuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Sedangkan Morgan memberikan definisi belajar adalah “Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Motivasi dan belajar apabila menjadi satu kesatuan maka akan bermanfaat bagi orang yang menggunakannya. Belajar merupakan suatu proses perbaikan kualitas diri sedangkan motivasi merupakan faktor pendorong untuk perbaikan kualitas diri, Maksudnya seseorang dapat dengan senang hati melakukan kegiatan apapun yang sedang dijalaninya. Tetapi tidak semua tugas memberikan motivasi belajar dapat dilaksanakan oleh orangtua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Di sekolah, guru akan memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak serta motivasi-motivasi agar anak atau siswa semangat dalam belajar. Guru dapat memberikannya dengan cara yang berbeda-beda.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu sebagai berikut:
1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2) Hadiah
Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3) Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4) Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian itu bersifat membangun.
5) Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik dan membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
8) Menggunakan metode yang bervariasi, menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa yaitu: (1) menyadarkan kedudukannya pada awal,proses dan hasil belajar; (2) menginformasikan kekuatan usaha belajar; (3)mengarahkan kegiatan belajar; (4) membesarkan semangat belajar; (5) menyadarkan proses belajar kemudian bekerja. Bagi guru yaitu: (1) membangkitkan, meningkatkan,memelihara semangat belajar siswa sampai berhasil; (2) mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-macam yaitu ada yang acuh, tak memusatkan perhatian, dan ada yang bersemangat belajar; (3) meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara beberapa peran yaitu sebagai penasihat,fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik; (4) “unjuk kerja” rekayasa pedagogis maksudnya adalah semua siswa berhasil, “mengubah”siswa tak minat menjadi bersemangat belajar, siswa cerdas tak berminat menjadi semangat belajar
Masih saya ingat saat saya masih duduk di bangku SD Bapak pernah bilang “kalau kamu bisa naik kelas dengan nilai yang baik dan mendapatkan rangking Bapak akan belikan kamu sepeda baru”. Mendengar kata - kata Bapak saya menjadi termotivasi untuk belajar lebih giat agar memperoleh sepeda baru itu. Berbeda saat saya duduk di bangku SMP dan seterusnya, Bapak sudah tidak dapat memberi motivasi saya agar mau belajar rajin dengan cara seperti itu. Motivasi seperti itu sudah tidak begitu diperdulikan karena pola pikir saya yang semakin berkembang sehingga sering menuntut hal - hal yang lebih dan sering tidak puas dengan yang diberikan orang tua karena tingkat kebutuhan saya pada saat saya SD dan sekarang berbeda.Saat SD dengan motivasi seperti itu saya dapat termotivasi sehingga dapt naik kelas dengan nilai yang baik dan tidak pada saat saya menginjak masa remaja dan dewasa. Motivasi ada 2 macam yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri seseorang sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya dorongan dari luar. Motivasi belajar yang bersumber dari faktor ekstrinsik, tujuan belajarnya dari luar faktor situasi belajar dengan kata lain anak belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya. Menginjak usia dewasa motivasi intrinsik memang mempengaruhi namun motivasi ekstrinsik juga masih saya perlukan seperti motivasi dari orang tua, keluarga ataupun teman. Pengertian motivasi itu sendiri yaitu keadaan internal yang menaikkan , mengarahkan, dan memelihara perilaku dengan kata lain motivasi merupakan salah satu penyebab yang sangat penting akan munculnya perilaku seseorang (Woolfolk 1993). Menurut Gagne dalam buku The Condition of Learning (1977) “Belajar terjadi apabila sesuatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi. Sedangkan Morgan memberikan definisi belajar adalah “Setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”. Motivasi dan belajar apabila menjadi satu kesatuan maka akan bermanfaat bagi orang yang menggunakannya. Belajar merupakan suatu proses perbaikan kualitas diri sedangkan motivasi merupakan faktor pendorong untuk perbaikan kualitas diri, Maksudnya seseorang dapat dengan senang hati melakukan kegiatan apapun yang sedang dijalaninya. Tetapi tidak semua tugas memberikan motivasi belajar dapat dilaksanakan oleh orangtua dalam keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ketrampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Di sekolah, guru akan memberikan pengajaran dan pendidikan kepada anak serta motivasi-motivasi agar anak atau siswa semangat dalam belajar. Guru dapat memberikannya dengan cara yang berbeda-beda.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yaitu sebagai berikut:
1) Menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik.
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai Tujuan Instruksional Khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam belajar.
2) Hadiah
Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
3) Saingan/kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.
4) Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Pujian itu bersifat membangun.
5) Hukuman
Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
6) Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar
Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik.
7) Membentuk kebiasaan belajar yang baik dan membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
8) Menggunakan metode yang bervariasi, menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa yaitu: (1) menyadarkan kedudukannya pada awal,proses dan hasil belajar; (2) menginformasikan kekuatan usaha belajar; (3)mengarahkan kegiatan belajar; (4) membesarkan semangat belajar; (5) menyadarkan proses belajar kemudian bekerja. Bagi guru yaitu: (1) membangkitkan, meningkatkan,memelihara semangat belajar siswa sampai berhasil; (2) mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam-macam yaitu ada yang acuh, tak memusatkan perhatian, dan ada yang bersemangat belajar; (3) meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara beberapa peran yaitu sebagai penasihat,fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah atau pendidik; (4) “unjuk kerja” rekayasa pedagogis maksudnya adalah semua siswa berhasil, “mengubah”siswa tak minat menjadi bersemangat belajar, siswa cerdas tak berminat menjadi semangat belajar
0 komentar:
Posting Komentar